Sunday, January 8, 2012

Nirwana Biru


Jarum jam menunjukkan  pukul 09.09 malam, air mataku belum kering juga, semakin lama kupandangi selembar kertas  ditanganku semakin deras air mataku mengalir.
Rasanya jiwa dan raga ini tak mampu  untuk menghadapi satu kenyataan ini, raga ini tak mampu berdiri tegap lagi, jemari-jemari ini tak kuasa menahan rasa yang teramat berat dalam bathinku, hingga bergetar kencang, dan semakin kencang. Tubuhku lemas, ku bersimpuh dalam kesunyian malam kelam di dekat pintu ruangan dokter.
Malam itu, aku putuskan untuk pulang ke rumah setelah aku mampu kendalikan diriku dari rasa takut yang menggelayuti diriku.
Ku letakkan selembaran kertas itu dalam lemari pakaianku. Fikiranku kosong, sisa-sisa getar itu masih saja menggelayutiku, sekilas rasa takut itu menghantuiku lagi, hingga ku terlelap dalam keheningan malam yang gelap.
***
Mentari pagi ini seakan malas menampakkan dirinya, ia hanya bersembunyi dibalik naungan awan kelabu yang menyelimuti langit biru. Seakan sama seperti diriku yang larut dalam suasana pagi hari itu. Tanpa semangat, aku melewati pagi kelabuku dalam hiruk pikuk siswa-siswa  XII B SMA Nusantara, waktuku di sekolah hanya aku habiskan untuk melamun dan menyendiri, aku sama sekali tidak memperdulikan guru-guru yang berlalu lalang memberikan pelajaran kepada siswanya, fokus fikiranku hanya melayang pada kejadian tadi malam.
“chi, elo kenapa sih sebenernya? Dari tadi lo keliatan murung..ada apa chi sebenernya? gw tuh khawatir bget ma elo..”
“em.. ehh, kamu vit, engga papa koq vit.. aku Cuma kecapean aja, semalem kurang tidur gara-gara insom.. J ” aku hanya bisa mencoba menjawabnya dengan senyum paksaan, karena aku tak ingin orang lain mengetahui keadaanku.
“sachi sayang, plis terbuka aja ma gw. Gw tau persis lo kq, sebagai sahabat elo yang udah nemenin lo selama 4 tahun gag ada hal yang bisa lo sembunyiin dari gw..”
“gag vit, beneran ak..akku… . .”
“chi.. mata elo gag bisa boong chi, gw bisa liat dari kesenduan mata lo. Lo pasti lagi ada masalah kan chi?”
Tiba-tiba bel pun berbunyi, pelajaran hari itu telah usai.
“Hufhh..bel penyelamat.”dalam batinku.
Aku bergegas meninggalkan vita dan ruangan kelas XIIB, vita mengejarku namun aku terus berlari tak pedulikannya. Hingga akhirnya ..
“brruuukkkk…!!!!!”
“auuw..kepalakuu..” rintihku kesakitan.
“aaghh.. gimana sih lo? Kalo jalan liat-liat dongg!!!”bentak seorang laki-laki yang kutabrak tadi tanpa melihatku. Ia melirikku..
“lhoo..pu..putri bulaann…??”nadanya melembut.
“emmm..ma..maav..”  

***(bersambung)

2 comments: